JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah intens berkoordinasi dengan kepolisian terkait maraknya pencurian Early Warning System (EWS). Dari hasil pendataan hingga 2025, sedikitnya telah ada 11 unit alat penunjang sistem peringatan dini terjadinya bencana yang hilang dicuri.
"Saya berharap masyarakat untuk turut menjaga, kemudian bagi yang suka mencuri supaya tidak mengulangi perbuatannya, karena mencuri EWS itu menyangkut pada keselamatan banyak orang," tegas Bupati Malang Sanusi saat dikonfirmasi JatimTIMES.
Selain konsekuensi hukuman pidana, ditegaskan Sanusi, mencuri EWS juga berdosa besar. Pertimbangannya, sebagaimana yang telah disampaikan, karena menyangkut keselamatan hajat hidup orang banyak.
"EWS itu bagian dari peringatan untuk menyelamatkan orang. Tapi kalau dicuri, kemudian ada orang yang jadi korban, pencurinya itu dosa besar karena banyak orang tidak bisa menghindari musibah. Sebab, alat EWS-nya untuk deteksi dini tidak berfungsi," ujar Sanusi.
Sebagaimana diberitakan, bencana dengan dampak terbesar terakhir kali terjadi di Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe) pada Sabtu (20/9/2025). Merujuk pada pendataan BPBD Kabupaten Malang, sedikitnya ada 2.228 jiwa dari 830 kepala keluarga (KK) yang turut terdampak banjir dan material lumpur.
Ribuan jiwa dari ratusan KK yang terdata terdampak banjir tersebut hanya yang berada di Desa Sitiarjo. Sebab, selain Sitiarjo, banjir dilaporkan juga terjadi di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sumawe.
Tidak ada korban jiwa pada peristiwa bencana banjir tersebut. Dari hasil peninjauan Bupati Malang pada Minggu (21/9/2025), banjir terpantau sudah surut. Namun, penanggulangan pasca bencana termasuk distribusi bantuan logistik hingga saat ini dilaporkan masih terus dilangsungkan.
Di sisi lain, disampaikan Sanusi, maraknya pencurian EWS tersebut dipastikan tidak sampai berdampak fatal pada bencana yang terjadi di Kecamatan Sumawe.
"EWS di sini masih berfungsi, tapi akinya sering di curi orang. Sementara ini dampak dari pencurian tersebut masih bisa teratasi. Namun, pencurian EWS tetap berisiko membahayakan nyawa orang," ujar Sanusi.
Baca Juga : Daftar Uang Kertas dan Logam Rupiah yang Dicabut BI, Segera Tukarkan Sebelum Hangus!
Lebih lanjut, Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang R. Ichwanul Muslimin menjabarkan, hingga September 2025 terdata sedikitnya ada 11 unit peralatan penunjang EWS yang hilang dicuri.
"Tahun 2024 dicuri tujuh unit, tahun 2025 ada empat unit," ujar Ichwanul saat ditemui JatimTIMES disela-sela meninjau lokasi banjir di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumawe, Kabupaten Malang, Minggu (21/9/2025).
Ichwanul menyebut, EWS yang dicuri tersebut terdiri dari beberapa kategori. Yakni mulai dari pendeteksi dini bencana gempa hingga tsunami.
"Kami punya bermacam-macam EWS. Di antaranya ada EWS gempa, banjir, hingga tsunami. Sedangkan kalau totalnya ada 170 EWS," pungkas Ichwanul.