JATIMTIMES - Jauh sebelum Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, kabar tentang kedatangan seorang nabi penutup sudah ramai diperbincangkan. Uniknya, bukan hanya para rabi Yahudi dan pendeta Kristen yang membicarakan hal ini, tetapi juga para dukun Arab. Mereka mengaku mendapat kabar dari jin yang mencuri berita langit.
Sejarawan Ibnu Ishaq dalam Sirah Nabawiyah menuliskan bahwa rabi dan pendeta menemukan ciri kenabian Muhammad SAW dalam kitab-kitab suci mereka. Namun, para dukun Arab memperoleh informasi lewat jalur berbeda: bisikan jin. “Dukun-dukun Arab didatangi setan-setan dari bangsa jin yang membawa berita hasil curian mereka dari langit,” kata Ibnu Ishaq, sebagaimana dikutip Ibnu Hisyam.
Baca Juga : Hadiri Peringatan HUT 66 Pepabri dan Maulid Nabi, Bupati Jember Akan Jaga Eksistensi Pepabri
Kabar itu cepat menyebar. Dukun laki-laki dan perempuan ramai membicarakan tentang sosok nabi yang akan datang. Ramalan itu menjadi bahan obrolan dari kabilah ke kabilah. Meski begitu, masyarakat Arab tidak benar-benar peduli. Mereka baru percaya setelah Allah SWT benar-benar mengutus Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah mereka.
Namun, menjelang turunnya wahyu, suasana berubah drastis. Allah SWT menutup akses para jin untuk mengintip kabar langit. Setiap kali mereka mencoba, panah-panah api dilemparkan. Para jin pun panik karena sadar ada peristiwa besar yang sedang dipersiapkan.
Ibnu Ishaq menjelaskan, para jin akhirnya tahu apa yang sebenarnya terjadi setelah mereka mendengar bacaan Al-Qur’an. Kisah ini tercatat dalam Surah Al-Jinn ayat 1–5, ketika sekelompok jin mengakui kebesaran Allah SWT:
"Kami telah mendengar bacaan yang menakjubkan, yang memberi petunjuk kepada kebenaran. Kami pun beriman kepadanya dan tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami."
Ayat itu menandai pengakuan bahwa jin pun tunduk pada kebenaran Al-Qur’an, dan sekaligus menjadi titik balik mengapa ramalan dukun tentang nabi terakhir akhirnya terbukti.
Baca Juga : Daftar Lengkap 17 Hari Libur Nasional dan 8 Cuti Bersama Tahun 2026
Menurut Tafsir Kementerian Agama RI, pengakuan jin tersebut mengandung pesan besar: Nabi Muhammad SAW adalah rasul bagi manusia dan jin. Mereka bisa memahami dakwah Islam, akan dimintai pertanggungjawaban seperti manusia, bahkan berdakwah pada kaumnya sendiri.
Lebih jauh, keimanan jin yang spontan justru menjadi pelajaran bagi kaum Quraisy. Jika jin saja langsung percaya, mengapa manusia yang hidup dekat dengan Nabi malah menolak?
Kisah dukun yang lebih dulu mengetahui kabar dari jin ini menjadi saksi sejarah betapa berita tentang Rasulullah SAW sudah bergaung jauh sebelum wahyu pertama turun. Sebuah ramalan yang akhirnya bukan sekadar bisikan, melainkan kenyataan yang mengubah wajah dunia. Wallahu a’lam.