Patung Macan Putih Kediri yang Sempat Dihujat Kini Ramai Didatangi Wisatawan
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Yunan Helmy
31 - Dec - 2025, 01:03
JATIMTIMES – Patung macan putih yang berdiri di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kembali menjadi perbincangan. Jika sebelumnya patung ini viral karena dihujat warganet lantaran dinilai jauh dari bentuk macan atau harimau asli, kini justru membawa dampak tak terduga. Lokasi patung tersebut ramai didatangi wisatawan.
Pantauan dari sejumlah unggahan media sosial menunjukkan antusiasme pengunjung yang datang silih berganti. Dalam video yang diunggah akun TikTok @pujiernawati60, terlihat sebuah bus berwarna merah berhenti tak jauh dari area patung. Puluhan orang tampak mengerubungi patung macan putih itu. Sebagian besar berfoto bersama.
Kepala Desa Balongjeruk Safi’i membenarkan bahwa patung yang berada di perbatasan Kediri dan Jombang itu kini ramai dikunjungi warga. Menurut dia, pengunjung tidak hanya datang dari sekitar desa, tetapi juga dari luar kota.
“Lokasi patung sekarang ramai hampir sepanjang hari, dari pagi sampai malam. Yang datang bukan hanya warga sini, tapi juga dari luar daerah,” ujar Safi’i, dikutip Instagram @Kediriraya_info, Rabu (31/12).
Ia menilai, viralnya patung macan putih tersebut justru membawa dampak positif bagi desa. Selain mengangkat nama Desa Balongjeruk, kehadiran wisatawan juga ikut menggerakkan perekonomian warga sekitar.
Sebelumnya, polemik soal bentuk patung yang disebut-sebut mirip zebra hingga tapir juga menyeret sosok pembuatnya. Seorang pria yang mengaku sebagai pembuat patung macan putih mengaku mengerjakan patung tersebut seorang diri tanpa bantuan pekerja lain. “Saya mengerjakan sendiri. Tidak bawa kuli. Sendirian,” katanya.
Pembuatan patung itu, lanjutnya, memakan waktu cukup lama dengan keterbatasan alat dan tenaga. “(Ngerjain) sendirian. (Waktu) delapan belas hari,” sambungnya.
Soal desain dan warna patung, ia menegaskan hanya mengikuti arahan dari pihak desa. Menurut dia, desain yang diberikan tidak boleh diubah sedikit pun. “(Desain) tidak boleh diubah, Pak. Harus seperti gambar,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa awalnya motif loreng macan direncanakan berwarna kuning. Namun, kemudian diubah menjadi hitam putih atas permintaan kepala desa. “Awalnya (warna) loreng kuning. Bapak Kepala Desa minta loreng hitam putih,” lanjutnya.
Baca Juga : Menteri KKP Tebar 60 Ribu Bibit Lele di Desa Olean Situbondo
Viralnya patung macan putih tersebut ternyata membuat sang pembuat merasa tidak nyaman. Ia mengaku malu karena hasil karyanya menjadi bahan hujatan publik. “Malu,” ucapnya singkat.
Soal bayaran, ia mengklaim hanya menerima upah sebesar Rp2 ribu.
“Dua ribu,” pungkasnya.
Menanggapi berbagai spekulasi yang berkembang, Kepala Desa Balongjeruk Safi’i juga angkat bicara soal pendanaan pembuatan patung. Ia menegaskan bahwa patung macan putih tersebut tidak dibiayai dari anggaran negara maupun dana desa. “Seluruh biaya pembuatan patung sebesar Rp3,5 juta dan itu dari uang pribadi saya,” kata Safi’i.
Ia mengaku menginisiasi pembangunan patung tersebut karena ingin dana desa difokuskan untuk program lain yang dianggap lebih prioritas. “Sebab, saya yang menginisiasi pembuatan patungnya,” ujarnya.
Menurut Safi’i, penggunaan dana pemerintah tetap diarahkan untuk kepentingan masyarakat, khususnya dalam mendukung program ketahanan pangan desa.
