Gunakan RDF dari TPA Paras Malang, PT SBI Komitmen Bantu Pemda Tuntaskan Masalah Sampah
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
23 - Dec - 2025, 08:37
JATIMTIMES - PT. Solusi Bangun Indonesia (SBI) berkomitmen membantu pemerintah daerah menuntaskan permasalahan sampah. Salah satunya jalinan kerja sama antara SBI dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dalam penggunaan Refuse Derived Fuel (RDF) dari TPA Paras Poncokusumo sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara untuk proses pembakaran pembuatan semen.
Manager Bussiness Development PT. Solusi Bangun Indonesia Ruchiyat menyampaikan, bahwa inisiatif penggunaan RDF sebagai bahan bakar alternati pengganti batu bara untuk proses pembakaran pembuatan semen ini muncul dalam rangka mencari energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus membantu pemerintah daerah dalam menyelesaikan persoalan sampah.
Baca Juga : 5 Air Mineral Termahal di Dunia, Nomor 1 Tembus Rp 1,8 Miliar per Liter
"Dalam memproduksi semen itu menggunakan batu bara untuk membakar bahan baku semen. Batu bara ini bisa menjadi sebuah alternatif yang bisa digantikan oleh RDF. Tentu targetnya kita bisa membantu pemerintah daerah dalam pengentasan permasalahan sampah. Sehingga kita bisa menggantikan batu bara itu dengan RDF," jelas Ruchiyat kepada JatimTIMES.com.
Di Provinsi Jawa Timur sendiri, Ruchiyat menyebut sudah ada beberapa daerah yang menjalin kerja sama dengan PT. Solusi Bangun Indonesia. Di antaranya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Pemerintah Kabupaten Sumenep dan Pemerintah Kabupaten Malang. Sedangkan yang telah menjalin kerja sama dengan PT. Semen Indonesia atau SIG yakni Kabupaten Gresik dan Kabupaten Bangkalan.
Menurutnya, untuk kapasitas penerimaan RDF dari PT. Solusi Bangun Indonesia akan menyesuaikan dengan kondisi timbulan RDF dari masing-masing daerah. "Cuma daerah Jawa Timur kan masih terbatas untuk daerah-daerah yang mengolah sampah dengan mekanisme RDF. Pada saat semakin banyak daerah bekerja sama akan kita sesuaikan dengan peruntukannya," tutur Ruchiyat.
Namun Ruchiyat menjelaskan, bahwa pabrik semen sejak awal telah dirancang dalam proses pembakaran bahan bakunya hingga menjadi semen menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utama. Sehingga, ketika bahan bakar tersebut diganti menggunakan RDF maka harus ada penyesuaian dengan spesifikasi dari batu bara.
Salah satu daerah pembuat RDF yang telah sesuai dengan spesifikasi tersebut yakni Pemkab Malang. Di mana untuk RDF yang dihasilkan telah sesuai dengan spesifikasi seperti batu bara sehingga dapat menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
"Artinya RDF harus disesuaikan dengan spesifikasi batu bara. Contoh yang disampaikan Pak Avi, kalorinya harus masuk minimal di 3.500, kemudian ukurannya harus 5 sentimeter, moisture content atau kadar air itu harus 25 persen. Kalau itu tercapai tentunya bisa menggunakan RDF sebagai pengganti batu bara," beber Ruchiyat.
Sebagai langkah konkret, secara perdana telah dikirimkan enam ton RDF dari TPA Paras Poncokusumo, Kabupaten Malang menuju PT. Solusi Bangun Indonesia - Pabrik Tuban pada Senin (22/12/2025) yang seremonialnya dilakukan langsung oleh Bupati Malang HM. Sanusi didampingi Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno serta jajaran kepala perangkat daerah di lingkungan Pemkab Malang.
Baca Juga : Kalender Jawa Selasa Wage 23 Desember 2025: Awas Rezeki Seret
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malang Ahmad Dzulfikar Nurrahman atau yang akrab disapa Avi mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan PT. Solusi Bangun Indonesia terkait dengan penggunaan RDF dari TPA Paras Poncokusumo.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada PT. Solusi Bangun Indonesia yang telah bekerja sama dengan kami terkait dengan penggunaan RDF untuk proses pembakaran pembuatan semen," ujar Avi.
Menurutnya, upaya kerja sama ini nantinya akan berdampak pada pengurangan permasalahan timbulan sampah di masing-masing TPA serta berdampak positif terhadap pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang.
"Karena untuk RDF yang spesifikasinya bagus, itu harganya Rp 400 ribu per ton. Sedangkan stok kita masih ada 3.000 ton RDF yang siap kirim dan ratusan ribu sampah yang siap diolah menjadi RDF. Sehingga hasil dari penjualan ini semuanya akan masuk ke PAD Kabupaten Malang," pungkas Avi.
