free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Soal Tayangan XPOSE Trans7, Habib Jafar Ajak Santri Tahan Diri dan Jaga Akhlak

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

14 - Oct - 2025, 15:05

Placeholder
Pendakwah Indonesia Habib Ja'far. (Foto: Instagram)

JATIMTIMES - Polemik tayangan XPOSE Trans7 yang dianggap melecehkan kehidupan pesantren dan kiai terus menuai reaksi. Setelah gelombang kritik dan ajakan boikottrans7 dari berbagai pihak, kali ini Habib Hussein Ja'far Al Hadar atau yang akrab disapa Habib Ja'far ikut angkat bicara. Ia mengingatkan para santri agar tetap menjaga akhlak dan menahan diri dalam menyikapi persoalan tersebut.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @husein_hadar, Habib Jafar menulis pesan menyejukkan di tengah panasnya perdebatan soal tayangan Trans7 yang menyinggung pesantren.

Baca Juga : Tuai Kecaman, Trans7 Akhirnya Minta Maaf ke Alumni dan Santri Lirboyo Usai Tayangan Xpose Unsencored Viral

“Saya santri. Saya kenal berbagai pesantren. Saya pernah keliling pesantren. Saya tahu kiai. Saya mengerti tradisi pondok. Terlebih Lirboyo," katanya. 

Menurut Habib Ja'far, dirinya begitu mencintai dan merindukan Pondok Pesantren Lirboyo sejak datang ke ponpes di Kediri itu. "Ini yang saya rasakan dan katakan ketika ke Lirboyo dua tahun lalu. Saya cinta, saya rindu Lirboyo. Sungguh tak kenal maka tak sayang," jelasnya. 

Soal yang sedang ramai di media sosial, Habib meminta para santri untuk menahan diri dan menjaga akhlak. "Tapi tetap tahan diri & jaga akhlak, Wahai Santri. Apapun yang terjadi. Karena puncak akhlak adalah berakhlak pada yang tak berakhlak,” tulis Habib Jafar.

Pesan tersebut langsung mendapat banyak respons positif dari warganet. 

"Entah fitnah akhir jaman atau apa ini ,,, habaib di adu dengan ulama , ulama di adu dengan berita , mashaallah sabar sabar sabar.. jangan terpancing yaa Sahabat gunakan akal sehat dan hati yang damai," @sultan_djaka***. 

Sebagaimana diketahui, kontroversi bermula dari salah satu episode XPOSE Trans7 yang menyoroti kehidupan santri dan kiai. Tayangan itu menuai kritik setelah muncul cuplikan dengan judul provokatif, “Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?”

Narasi dalam tayangan tersebut dinilai menyudutkan pesantren. Salah satu bagian yang disorot lainnya adalah ketika santri tengah sungkem kepada Kiai Anwar Manshur Lirboyo, namun dibubuhi narasi yang dianggap tidak pantas.

Baca Juga : Wujud Empati, Keluarga Besar MIN 1 Kota Malang Donasikan Bantuan Kemanusiaan ke Ponpes Al-Khoziny

“Ternyata yang ngesot itulah yang kasih amplop, netizen pun curiga nih bahwa bisa jadi inilah sebabnya sebagian kiai makin kaya raya,” demikian narasi dalam tayangan XPOSE tersebut.

Tidak berhenti di situ, program XPOSE juga menyinggung soal gaya hidup para kiai dengan menampilkan harga sarung mahal dari salah satu marketplace.

“Mau bilang mewah hingga harga miliaran, sarungnya aja pun merek termahal yang harganya berkisar antara 400 ribuan sampai 12 jutaan rupiah gitu deh,” ucap narator program tersebut.

Selain itu, XPOSE juga menyoroti soal penggunaan uang oleh para kiai. “Dan saat ada hubungan keluarga nih, family (Kiai) kecipratan duitnya, padahal kan harusnya kalau kaya raya mah umatnya yang dikasih duit ya nggak sih?” lanjut narasi dalam tayangan itu.

“Tapi ya gimana ya, dengan kasih amplop pada Kiai kan diharapkan bisa dapat berkah, kalau nggak ya ambil hikmahnya aja deh,” tambah suara narator.


Topik

Peristiwa boikottrans7 pondok pesantren lirboyo himasal xpose trans7 habib jafar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Lumajang Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri